Jakarta, Menjaga komitmen
keutuhan suatu dalam rumah tangga tidaklah mudah. Apalagi bagi Pejabat. Gubernur, Bupati, Walikota,
Pengusaha Kongmelerat. PNS, sekalipun anggota DPR dan DPRD. Fakta nyata
mengungkapkan, tidak sedikit pejabat terjebak dalam hubungan asmara dengan
wanita idaman lain, selain istrinya.
Atau lebih ngetrend disebut
perselingkuhan (WIL).Sebetulnya kasus perselingkuhan yang terjadi di kalangan
masyarakat memang hal yang biasa.
Setidaknya bagi pria dan wanita
yang hobi selingkuh dan tidak setia pada pasangannya. Tapi, jika kasus
selingkuh menerpa pejabat, maka sering kali menjadi heboh.
Apa sebabnya? Ya karena pejabat
adalah orang yang diberi amanah oleh rakyat, orang yang memutuskan satu
kebijkakan bagi orang banyak, orang yang menjadi penerus aspirasi masyarakat,
seperti anggota DPR.
Lebih penting lagi, pejabat juga
menjadi tauladan bagi masyarakat karena jabatan yang disandangnya merupakan
manifestasi dari amanah rakyat. Nah, bagaiman jika ternyata para pejabat yang
sudah dipercaya rakyat itu berselingkuh? Di satu sisi kasus perselingkungan
merupakan isu yang terkait dengan privacy seseorang.
Tapi dari sisi lain, pada diri
pejabat melekat satu jabatan publik. Otomatis apa yang dilakukannya publik
berhak mengetahui sejauh itu penting dan layak. Setidaknya kasus-kasus
perselingkuhan yang terungkap di media bekalangan ini membuktikan bahwa,
sebenarnya para pejabat sangat rawan untuk terjebak dalam perselingkuhan.
Apalagi jika mereka pejabat yang
memiliki jabatan strategis dan berkantong tebal alias tajir. Pasti banyak
"godaan" dan "magnet" bakal mengincar dan mendekat. Memang
terkadang adalah hal yang lumrah jika seseorang tertarik kepada lawan jenis.
Itu manusiawi.
Tapi apa jadinya jika para
pejabat yang yang berwatak "playaboy" alias "donjuan" ini
berselingkuh dengan wanita lain tanpa sepengetahuan istrinya. Kelakukan pejabat
seperti para donjuan alias suka main serong ini fakta dan hanya sebagian kecil
yang terungkap di media. Ibaratnya seperti feomena gunung es. Modusnya pun bisa
beragam. Mulai dari memilihara wanita idaman lain (WIL) sebagai istri simpanan
hingga melakukan pelesiran ke tempat tertentu yang memberikan pelayanan
plus-plus dari para "pelayan" molek nan cantik ala rumah bordir kelas
kakap.
Beberapa kasus juga tidak
dipungkiri jika ada pejabat yang tiap satu bulan sekali keluar kota dengan
alasan menjalankan tugas dinas. Tak ada yang tahu, ternyata pejabat itu pergi
bukan untuk tugas dinas. Tapi punya agenda lain; menemui wanita simpanannya di
luar kota. Maka patutlah bersedih para istri pejabat yang beginian, karena
seringkali kasus perselingkuhan ini tak teendus. Baru-baru ini kasus
perselingkuhan juga menerpa Bupati Aceh Utara, Ilyas Pase yang digugat cerai
istrinya ke Makhamah Syariah setempat.
Setelah diselidiki, ternyata
menurut pengakuan istri sang bupati gugatan cerai itu diajukan karena Ilyas
diketehui sudah menikahi seorang gadis berusia 20-an tahun di Medan. Selain
itu, rumah tangga bupati Aceh Utara itu juga sering diwarnai KDRT alias
kekerasan dalam rumah tangga. Beberapa kasus perselingkuhan lainnya juga
menerpa pejabat di sejumalah daerah. Sebut saja skandal seks politisi Yahza
Zaini yang ketika itu menjadi anggota DPR dengan pasangannya Maria Eva.
Kemudian ada lagi kasus Al-Alamin
(anggota DPR) yang digugat cerai penyanyi dangdut Christina gara-gara
perselingkuhannya dengan seorang wanita terungkap. Kasus serupa juga menimpa
Menteri Kelautan dan Perikanan Freddy Numberi yang diisukan menjalin hubungan
asmara dengan Risty Rustarto, wanita cantik yang berprofesi sebagai penyiar
salah satu stasiun TV. Selain kasus selingkuh bupati Aceh Utara, di Aceh
sendiri sebelumnya kasus perselingkuhan lebih dulu menimpa Kepala Dinas Bina
Marga Kabupaten Aceh Barat, Ir Salihin Jabbar MM dan paling heboh perkawinan,
Bupati Garut hanya hampai 4 hari yang mana buapti akhirnya dilengserkan, serta
masih banyak yang melakukan permainan seks yang terselubung di Indonesia
terutama bagi orang-orang yang berduit loh.
Pejabat ini berselingkuh dengan
seorang perempuan muda berinisial (SD) warga Desa Kuta Padang, Kecamatan Johan
Pahlawan, yang merupakan istri orang. Kasus ini kemudian mengakibatkan ia
dicopot jabatannya. Beberapa kasus perselingkuhan di atas merupakan satu
fenomena yang unik. Sebab, setelah dikaji dan diteliti ada beberapa faktor yang
menyebabkan seseorang berselingkuh. Bisa jadi faktor internal rumah tangga yang
tidak harmonis. Artinya, istri/suami mulai tidak mendapatkan kebahagiaan dalam
rumah tangga. Misalnya sering terjadi KDRT.
Seringkali yang menjadi korban
adalah pihak istri. Beban hidup ini semakin lama semakin memuncak. Akhirnya
terakumulasi hingga salah satu pihak memutuskan mencari kebahagiaan lain di
luar rumah. Faktor ketertarikan juga ikut andil besar sebagai pemicu terjadinya
perselingkuhan. Misal saja suami tidak lagi menemukan sisi menarik dari
istrinya, akibat si istri tidak pandai merawat diri. Yang lebih parah secara
seksual. Suami sudah hilang gairah kepada istrinya.
Padahal aktivitas seksual dalam
rumah tangga adalah hal vital yang harus dipenuhi sebagai kebutuhan biologis.
Konsekwensinya, suami akhirnya sering melirik-lirik keluar rumah dan mencari
wanita lain yang bisa memberinya kepuasan. Parahnya, jika suami yang punya
jabatan atau pejabat, mungkin akan lebih tertarik untuk menjalin hubungan
asmara dengan wanita lain karena memang mereka punya banyak duit. Kalau yang
tidak punya duit, ya disesuaikan saja dengan "kebutuhan" yang
tersedia. Jadi faktor ketertarikan juga punya peran besar dalam menghambat
perselingkuhan.
Maka, istri-istri pejabat harus
pandai-pandai merawat diri dan memberi pelayanan plus kepada suaminya yang
pejabat agar mereka tidak tertarik untuk jajan diluar, apalagi sampai punya
istri simpanan.
Disamping faktor di atas, ada
faktor lainnya yang menyebabkan seseorang berselingkuh: Seperti sifat suami
atau istri genit dan hobi gonta ganti pasangan dan adanya godaan dari orang
lain yang memberikan perhatian lebih.
Dari semua faktor tadi, yang
paling penting adalah komitmen. Jika seorang suami dan istri apakah mereka itu
pejabat atau bukan, sudah tidak lagi punya komitmen, maka inilah awal keretakan
rumah tangga dan perselingkuhan terjadi. Setiap pria dan wanita yang sudah
dipersatukan dalam mahligai perkawian harus saling menjaga komitmen ini.
Seberapa pun jeleknya atau tidak
menariknya istri/suami, jika komitmen sudah terpatri, maka tetap akan diaku itu
adalah pasangan hidupnya, dan tidak akan terjadi pengkhianatan. Benteng utama
dari semua itu sebetulnya adalah keimanan dan agama.
Setiap lelaki beriman dan wanita
beriman tidak semudah itu melakukan perselingkuhan karena perbuatan itu
hukumnya haram. So ingatlah, jangan berselingkuh walau, ada yang bilang
selingkuh itu indah.
0 komentar:
Posting Komentar