Minggu, 19 Januari 2014

Minggu, Januari 19, 2014


Jakarta, Menjaga komitmen keutuhan suatu dalam rumah tangga tidaklah mudah. Apalagi bagi  Pejabat. Gubernur, Bupati, Walikota, Pengusaha Kongmelerat. PNS, sekalipun anggota DPR dan DPRD. Fakta nyata mengungkapkan, tidak sedikit pejabat terjebak dalam hubungan asmara dengan wanita idaman lain, selain istrinya. 

Atau lebih ngetrend disebut perselingkuhan (WIL).Sebetulnya kasus perselingkuhan yang terjadi di kalangan masyarakat memang hal yang biasa.

Setidaknya bagi pria dan wanita yang hobi selingkuh dan tidak setia pada pasangannya. Tapi, jika kasus selingkuh menerpa pejabat, maka sering kali menjadi heboh.

Apa sebabnya? Ya karena pejabat adalah orang yang diberi amanah oleh rakyat, orang yang memutuskan satu kebijkakan bagi orang banyak, orang yang menjadi penerus aspirasi masyarakat, seperti anggota DPR.

Lebih penting lagi, pejabat juga menjadi tauladan bagi masyarakat karena jabatan yang disandangnya merupakan manifestasi dari amanah rakyat. Nah, bagaiman jika ternyata para pejabat yang sudah dipercaya rakyat itu berselingkuh? Di satu sisi kasus perselingkungan merupakan isu yang terkait dengan privacy seseorang.

Tapi dari sisi lain, pada diri pejabat melekat satu jabatan publik. Otomatis apa yang dilakukannya publik berhak mengetahui sejauh itu penting dan layak. Setidaknya kasus-kasus perselingkuhan yang terungkap di media bekalangan ini membuktikan bahwa, sebenarnya para pejabat sangat rawan untuk terjebak dalam perselingkuhan.

Apalagi jika mereka pejabat yang memiliki jabatan strategis dan berkantong tebal alias tajir. Pasti banyak "godaan" dan "magnet" bakal mengincar dan mendekat. Memang terkadang adalah hal yang lumrah jika seseorang tertarik kepada lawan jenis. Itu manusiawi.

Tapi apa jadinya jika para pejabat yang yang berwatak "playaboy" alias "donjuan" ini berselingkuh dengan wanita lain tanpa sepengetahuan istrinya. Kelakukan pejabat seperti para donjuan alias suka main serong ini fakta dan hanya sebagian kecil yang terungkap di media. Ibaratnya seperti feomena gunung es. Modusnya pun bisa beragam. Mulai dari memilihara wanita idaman lain (WIL) sebagai istri simpanan hingga melakukan pelesiran ke tempat tertentu yang memberikan pelayanan plus-plus dari para "pelayan" molek nan cantik ala rumah bordir kelas kakap.

Beberapa kasus juga tidak dipungkiri jika ada pejabat yang tiap satu bulan sekali keluar kota dengan alasan menjalankan tugas dinas. Tak ada yang tahu, ternyata pejabat itu pergi bukan untuk tugas dinas. Tapi punya agenda lain; menemui wanita simpanannya di luar kota. Maka patutlah bersedih para istri pejabat yang beginian, karena seringkali kasus perselingkuhan ini tak teendus. Baru-baru ini kasus perselingkuhan juga menerpa Bupati Aceh Utara, Ilyas Pase yang digugat cerai istrinya ke Makhamah Syariah setempat.

Setelah diselidiki, ternyata menurut pengakuan istri sang bupati gugatan cerai itu diajukan karena Ilyas diketehui sudah menikahi seorang gadis berusia 20-an tahun di Medan. Selain itu, rumah tangga bupati Aceh Utara itu juga sering diwarnai KDRT alias kekerasan dalam rumah tangga. Beberapa kasus perselingkuhan lainnya juga menerpa pejabat di sejumalah daerah. Sebut saja skandal seks politisi Yahza Zaini yang ketika itu menjadi anggota DPR dengan pasangannya Maria Eva.

Kemudian ada lagi kasus Al-Alamin (anggota DPR) yang digugat cerai penyanyi dangdut Christina gara-gara perselingkuhannya dengan seorang wanita terungkap. Kasus serupa juga menimpa Menteri Kelautan dan Perikanan Freddy Numberi yang diisukan menjalin hubungan asmara dengan Risty Rustarto, wanita cantik yang berprofesi sebagai penyiar salah satu stasiun TV. Selain kasus selingkuh bupati Aceh Utara, di Aceh sendiri sebelumnya kasus perselingkuhan lebih dulu menimpa Kepala Dinas Bina Marga Kabupaten Aceh Barat, Ir Salihin Jabbar MM dan paling heboh perkawinan, Bupati Garut hanya hampai 4 hari yang mana buapti akhirnya dilengserkan, serta masih banyak yang melakukan permainan seks yang terselubung di Indonesia terutama bagi orang-orang yang berduit loh.

Pejabat ini berselingkuh dengan seorang perempuan muda berinisial (SD) warga Desa Kuta Padang, Kecamatan Johan Pahlawan, yang merupakan istri orang. Kasus ini kemudian mengakibatkan ia dicopot jabatannya. Beberapa kasus perselingkuhan di atas merupakan satu fenomena yang unik. Sebab, setelah dikaji dan diteliti ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang berselingkuh. Bisa jadi faktor internal rumah tangga yang tidak harmonis. Artinya, istri/suami mulai tidak mendapatkan kebahagiaan dalam rumah tangga. Misalnya sering terjadi KDRT.

Seringkali yang menjadi korban adalah pihak istri. Beban hidup ini semakin lama semakin memuncak. Akhirnya terakumulasi hingga salah satu pihak memutuskan mencari kebahagiaan lain di luar rumah. Faktor ketertarikan juga ikut andil besar sebagai pemicu terjadinya perselingkuhan. Misal saja suami tidak lagi menemukan sisi menarik dari istrinya, akibat si istri tidak pandai merawat diri. Yang lebih parah secara seksual. Suami sudah hilang gairah kepada istrinya.

Padahal aktivitas seksual dalam rumah tangga adalah hal vital yang harus dipenuhi sebagai kebutuhan biologis. Konsekwensinya, suami akhirnya sering melirik-lirik keluar rumah dan mencari wanita lain yang bisa memberinya kepuasan. Parahnya, jika suami yang punya jabatan atau pejabat, mungkin akan lebih tertarik untuk menjalin hubungan asmara dengan wanita lain karena memang mereka punya banyak duit. Kalau yang tidak punya duit, ya disesuaikan saja dengan "kebutuhan" yang tersedia. Jadi faktor ketertarikan juga punya peran besar dalam menghambat perselingkuhan.

Maka, istri-istri pejabat harus pandai-pandai merawat diri dan memberi pelayanan plus kepada suaminya yang pejabat agar mereka tidak tertarik untuk jajan diluar, apalagi sampai punya istri simpanan.
Disamping faktor di atas, ada faktor lainnya yang menyebabkan seseorang berselingkuh: Seperti sifat suami atau istri genit dan hobi gonta ganti pasangan dan adanya godaan dari orang lain yang memberikan perhatian lebih.

Dari semua faktor tadi, yang paling penting adalah komitmen. Jika seorang suami dan istri apakah mereka itu pejabat atau bukan, sudah tidak lagi punya komitmen, maka inilah awal keretakan rumah tangga dan perselingkuhan terjadi. Setiap pria dan wanita yang sudah dipersatukan dalam mahligai perkawian harus saling menjaga komitmen ini.

Seberapa pun jeleknya atau tidak menariknya istri/suami, jika komitmen sudah terpatri, maka tetap akan diaku itu adalah pasangan hidupnya, dan tidak akan terjadi pengkhianatan. Benteng utama dari semua itu sebetulnya adalah keimanan dan agama.


Setiap lelaki beriman dan wanita beriman tidak semudah itu melakukan perselingkuhan karena perbuatan itu hukumnya haram. So ingatlah, jangan berselingkuh walau, ada yang bilang selingkuh itu indah.

0 komentar:

Posting Komentar